Bayi hingga
usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus
(0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
A. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
Proses Adaptasi fisiologi yang dilakukan bayi
baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga Kesehatan khususnya bidan, yang bertanggung jawab
terhadap ibu
dan bayi baru lahir, saat lahir, bayi baru lahir harus beradapatasi dengan
keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan
dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar
rahim, kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir disebut juga “ Homeostasis”
Homeostasis neonatus ditentukan oleh
keseimbangan antara maturitas dan status gizi. Kemampuan Homeostasis pada
neonatus kurang bulan tergantung masa gestasi. Matriks otak belum sempurna
sehingga mudah terjadi perdarahan intrakranial.
1. Adaptasi sistem pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem paling
tertantang ketika perubahan dari lingkungan intra uteri ke lingkungan eksra
uterin. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir
adalah plasenta janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas
dan menunjukkan gerakan bernafas sepanjang TM II dan TM III cairan yang mengisi
mulut dan trachea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trachea.
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam waktu 30 Menit
pertama sesudah bayi lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi
pada neonatus biasanya pernafasan dengan diafragmatik dan abdominal, sedangkan
frekuensi dan dalamnya belum teratur. Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan
kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis. Dalam keadaan anoksia
neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan
metabolisme anaerob.
Proses Pernafasan Pertama
Nafas aktif
pertama merangkai peristiwa-peristiwa tanpa gangguan yang membantu sirkulasi
perubahan janin menjadi sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dan cairan menetapkan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru pada bayi
baru lahir, dan mengurangi tekanan arteri pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan,
lendir keluar dari hidung dan mulut, banyak bayi baru lahir megap-megap dan bahkan menangis saat itu, oleh karena itu pengisapan mulut dan
hidung dengan sebuah suction dari
karet tidak diperlukan. Alat penghisap baru digunakan apabila usaha nafas bayi
baru lahir ber kurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan nafas.
Stimulasi fisik yang perlu dilakukan untuk membantu proses pernafasan awal
adalah dengan melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung bayi,
mengeringkan badan bayi dan menjentikkan dengan lembut telapak kaki bayi.
Jangan lakukan stimulasi fisik yang berlebihan pada bayi baru lahir.
2.
Adaptasi sistem sirkulasi peredaran darah
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat
tali pusat di klem. Tindakan ini meniadakan suplay oksigen plasenta dan menyebabkan
terjadinya reaksi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama.
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen keseluruh
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan di luar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar yaitu :
a.
Penutupan foramen ovale pada
atrium jantung.
b.
Perubahan duktus arteriousus
antara paru-paru dan oarta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat
perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem
pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya,
sehingga mengubah aliran darah.
Dua
peristiwa yang merubah sistem
pembuluh darah :
a)
Pada saat tali pusat di potong
resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun,
tekanan atrium menurun karena bekurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut.hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu
sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
b)
Pernafasan pertama menurunkan
resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium
kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sestem
pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi keparu-paru mengakibatkan peningkatan
volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium
kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foraman kanan ini dan penurunan pada
atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Dalam
beberapa saat, perubahan yang luar biasa terjadi dalam jantung dan sirkulasi
darah bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini tidak selesai secara anatomis
dalam beberapa minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus
terjadi setelah bayi baru lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami bahwa
perubahan sirkulasi janin kesirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling
berhubungan dengan fungsi pernafasan dan oksigen yang adekuat.
3. Adaptasi suhu
Bayi baru lahir memiliki kecenderung menjadi
cepat stres karena perubahan lingkungan dan bayi harus beradaptasi dengan suhu
lingkungan yang cenderung dingin diluar. Terdapat empat mekanisme kemungkinan
hilangnya panas dari bayi baru lahir kelingkungannya, yaitu
1)
Konduksi, panas dihantarkan dari
tubuh bayi ke benda disekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
2)
Konveksi, panas hilang dari tubuh
bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak. Contohnya : membiarkan bayi
terlentang di ruang yang relatif dingin.
3)
Radiasi, panas dipancarkan dari
tubuh bayi, keluar tubuhnya ke lingkunan yang lebih dingin. Contohnya : bayi
baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang.
4)
Evaporasi, panas yang hilang
melalui proses penguapan kepada kecepatan dan kelembaban udara. Contohnya :
bayi baru lahir yang tidak dikeringkan dari cairan amonium.
Untuk itu
seorang bidan harus melakukan pencegahan kehilangan panas dengan segera
mengeringkan badan bayi dari cairan amnion, menyelimuti bayi, menempatkan bayi
pada tempat yang hangat dan jangan menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa
bayi.
Mekanisme Penggunaan
Lemak Coklat
Sumber
termoregulasi yang digunakan bayi baru lahir adalah dengan penggunakan lemak
coklat, lemak coklat berada di daerah inerskapula,disekitar leher, aksila,
sekitar masuk toraks, disepanjang kolumna vertebralis dan sekitar ginjal.
Panas yang
dihasilkan dari aktifitas lipid dalam lemak coklat dapat menghangatkan bayi
baru lahir dengan meningkatkan produksi panas hingga 100 %. Cadangan lemak
coklat lebih banyak terdapat pada bayi baru lahir cukup bulan di banding dengan
bayi lahir prematur, sehingga badan harus lebih menjaga sistem termoregulasi
terutama pada bayi baru lahir prematur.lemak coklat tidak dapat di produksi
kembali oleh bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin
4. Perubahan sistem pencernaan
Pada sat janin masih dalam
kandungan melakukan kebiatan menghisap dan menekan pada usia kehamilan aterm
sedangkan refleks gumoh dan batuk baru terbentuk pada saat persalinan. Reflek
menghisap dan menelan ASI sudah dapat dilakukan bayi saat bayi diberikan kepada
ibunya untuk menyusu. Reflek ini terjadi akibat adanya sentuhan pada
langit-langit mulut bayi yang memicu bayi untuk menghisap serta adanya kerja
peristaltik lidah dan rahang yang memeras air susu dan payudara ke kerongkongan
bayi sehingga memicu refleks menelan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan
menelan dan mencerna makanan selain ASI masih terbatas. Kemampuan sistem
pencernaan untuk mencerna protein, lemak dan karbohidrat belum efektif.
Hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna , sehingga sering
menimbulkan terjadinya gumoh pada bayi baru lahir, apabila mendapatkan ASI yang
terlalu banyak, lebih dari kapasitas lambung.
5. Perubahan sistem imun
Sistem
imun bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imun yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami
meliputi :
a.
Perlindungan oleh kulit membran
mukosa,
b.
Fungsi saringan saluran nafas
c.
Pembentukan koloni mikroba oleh
kulit dan usus,
d.
Perlindungan kimia oleh lingkungan
asam lambung,
Bayi memiliki immunoglobulin ( lg ) guna
meningkatkan sistem imunitas yang disekresi oleh limfosit dan sel-sel plasma.
Berikut
antibodi yang di dapat bayi baru lahir :
1)
Immunoglobulin C ( lg C )
lg C didapat bayi sejak
dalam kandungan melalui plasenta dari ibunya. Bayi kurang bulan mendapatkan lg
C lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan, sehingga bayi kurang
bulan lebih rentan terhadap infeksi.bayi mendapatkan imunitas dari ibunya (
imunitas pasif ) dalam jumlah yang bervariasi dan akan hilang sampai usia 4
bulan sesuai dengan banyaknya kuantitas lg C yang diterimanya. Komponen
fungsional yang terkandung dalam lg C ialah zat anti yang terutama terbentuk
pada respon umum sekunder, dan merupakan anti bakteri, anti virus dan anti
jamur. Setelah lahir, bayi akan membentuk sendiri immunoglobulin C
Berikut ini adalah antibodi lg C :
· Virus : rubella, measles, mumps, Variola, dan Poliomeilitis
· Bakteri : Dipteri, tetanus, dan anti bodi staphilococcus
2)
Immunoglobulin M ( lg M )
(lg M) tidak mampu melewati
plasenta karena memiliki berat molekul yang lebih besar di bandingkan lg C.
Bayi akan membentuk sendiri (lg M) segera setela lahir (imunitas aktif)
Komponen fungsionalnya terbentuk pada respon imun primer, biasanya berhubungan
dengan reaksi aglutinasi dan fiksasi komplemen.
Namun (lg M) dapat di
temukan pada tali pusat bila ibu mengalami infeksi selama kehamilannya, lg M
kemudian di bentuk oleh sistem imun janin, sehingga bila pada tali pusat
terdapat lg M menandakan bahwa janin mendapatkan infeksi selama kehamilan,
seperti TORCH yaitu : Toxoplasmosisi, others (Sipilis), rubella, Cytomegalic,
dan herpes.
3)
Immunoglobulin A (lg A)
Dalam beberapa minggu
setelah bayi lahir, bayi akan memproduksi lg A (imunitas aktif). lg A tidak
dapat di transferkan dari ibu ke janin. Terbentuknya lg A pada rangsangan
terhadap selaput lendir dan berperan dalam kekebalan terhadap infeksi dalam
aliran darah, sekresi saluran pernafasan dan pencernaan akibat melawan beberapa
virus yang menyerang daerah tersebut seperti Poliomeilitis dan E. Coli.
B. Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi
merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena
bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru
lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan-tindakan pencegahan
infeksi bayi baru lahir sebagai berikut :
1.
Mencuci tangan secara seksama
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi,
2.
Memakai sarung tangan bersih saat
melayani bayi yang belum dimandikan,
3.
Memastikan semua peralatan telah
disterilkan,
4.
Memastikan semua perlenkapan bayi
dalam keadaan bersih,
5.
Memastikan semua alat-alat yang
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
6.
Menganjurkan ibu menjaga
kebersihan diri, terutama payu dara,
7.
Membersihkan muka, pantat,dan tali
pusat bayi dengan air bersih hangat dan sabun setiap hari,
8.
Menjaga bayi dari orang-orang yang
menderita infeksi.
Upaya lain
untuk mencegah infeksi sebagai berikut:
1. Pencegahan infeksi pada tali
pusat
Upaya dilakukan dengan cara merawat
tali pusat agar luka tersebut tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau
mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan
menyebabkan infeksi, tetanus, dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus
di waspadai antara lain : kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada
pus/nanah dan berbau busuk.
2. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui
dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan
bayi di dada ibu, agar terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi,
sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung
bersifat patogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan
terkandung dalam ASI.
3. Pencegahan infeksi pada mata
bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada
mata bayi baru lahir adalah dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata
dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium,
biarkan obat pada mata bayi dan obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan,
keterlambatan memberikan salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya
kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata.
4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi
infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di berikan pada bayi segera setelah
bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada umur 2
minggu, maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan
perlindungan awal, imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional
meskipun pemberiannya secara bertahap.
Tanda bahaya bayi dengan
satu atau lebih tanda berikut ini perlu di rujuk ke dokter
1.
Sulit
menyusui
2.
Litargi
(tidur terus sehingga tidak menyusu)
3.
Demam
atau hipotermia
4.
Tidak
BAB selama 3 hari (kemungkinan anus tidak mempunyai lobang)
5.
Sianosis
pada kulit atau bibir
6.
Ikterus
berat
7.
Muntah
terus menerus
8.
Muntah
dan perut membesar
9.
Kesulitan
bernafas
10.
Perilaku
tangis yang tidak normal
11.
Mata
bengkak dan bernanah/ berair
12.
Mekonium
cair berwarna hijau gelap dengan lendir/darah
C. Rawat Gabung
Rawat gabung atau rooming-in
ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit.
Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak sesegera
setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal baru, di Indonesia
persalinan 80% terjadi dirumah dan bayinya langsung dirawat gabung.
Setelah proses persalinan
bayi harus sesegera diserahkan kepada ibunya dan melakukan kontak antara kulit
ibu dengan kulit bayi atau melakukan inisiasi menyusu dini sedikitnya 1 jam
setelah persalinan sampai bayi menyusui.
Setelah itu bidan akan
melakukan perawatan pada bayi baru lahir, kemudian diberikan kembali kepada
ibunya untuk dilakukan rawat gabung. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan
dimana ibu dan bayi baru lahir tidak dipisahkan dari ibunya, melainkan ditempatkan
dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama 24 jam penuh sehari, hal
ini bertujuan untuk memudahkan ibu dalam pemberian ASI dan ibu dapat merawat
bayinya.
Tujuan rawat gabung:
1.
Memberikan bantuan emosional
a.
Ibu dapat memberikan kasih sayang kepada
bayinya,
b.
Ibu dan keluarga untuk mendapatkan
pengetahuan dalam merawat bayinya,
2.
Penggunaan ASI
a.
Agar dapat sesegera mungkin
mendapatkan kolostrum/ ASI
b.
Produk ASI akan semakin cepat dan
banyak jika diberikan sesering mungkin.
3.
Pencegahan infeksi, mencegah
terjadinya infeksi silang
4.
Pendidikan kesehatan, dapat
dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu.
5.
Memberikan stimulasi mental dan
tumbuh kembang pada bayi.
Pelaksanaan
rawat gabung
1.
Di poliklinik kebidanan
a.
Penyuluhan tentang ASI
b.
Perawatan payudara dan perawaran
bayi
c.
Tata cara pelaksanaan rawat gabung
d.
Melayani konsultasi masalah ibu
dan anak
2.
Kamar persilinan
a.
Jika rumah sakit telah berfungsi
sebagai rumah sakit syang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin
sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik,
b.
Kamar ini dipersiapkan bagi ibu
yang tidak pernah melakukan ANC di rumah sakit dimana ibu akan melahirkan. Di
dalam ruangan persiapan diperlukan gambar poster, brosur dsb, untuk membantu
konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdpt botol susu, kempengan, apalagi
iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
3.
Kamar bersalin
a.
Di ruangan ini dapat dipasang
poster tentang menyusui yang baik dan benar, serta menyusui sesegara lahir,
b.
Dalam waktu 30 menit setelah lahir
bayi segera disusukan, rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon
prolaktin dan oksitoksin untuk segera memproduksi ASI.
4.
Kamar perawatan
a.
Bayi diletakkan dekat ibunya
b.
Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan
yang tidak normal
c.
Ibu di bantu untuk dapat menyusui
dengan baik dan cara merawat payudara,
d.
Mencatat keadaan bayi sehari-hari,
e.
KIE tentang perawatan tali pusat,
perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, imunisasi, dan penanggulangan
diare,
f.
Jika bayi sakit pindahkan keruang
khusus.
Cara menyusui bayi baru lahir dengan
benar
1.
Berikan bayi kepada ibu ketika
akan disusui, sebaiknya sesegera mungkin dalam jam pertama setelah lahir. Hal
ini dilakukan setelah bayi telah diberikan obat mata profilaksis, usahakan agar
bayi tetap hangat dengan menempelkan tubuh bayi pada tubuh ibu, kemudian tubuh
bayi dan ibu ditutup dengan kain kering,
2.
Bantulah ibu pada saat menyusui
yang pertama kali, pastikan bahwa puting susu ibu berada dalam mulut bayi.
Lengan ibu perlu menyangga dengan baik ,tanda bayi dalam posisi yang paling
tepat untuk menyusui,
·
Tubuhnya dekat /kontak dan
menghadap ke ibu
·
Mulut dan dagu bayi dekat dengan
payudara ibu
·
Areola hampir semua tertutup mulut
bayi
·
Bayi mengisap dengan teratur,lambat
tetapi dalam,
·
Bayi tampak santai dan tenang
·
Ibu tidak merasakan nyeri pada
putingnya
3.
Bayi hendaknya tidur disamping
ibu,
4.
Berikan ASI sesering mungkin,
biasanya bayi baru lahir ingi menyusu setiap 2-3 jam ( paling sedikit 10-12
kali dalam 12 jam ).bila bayi tidak meminta disusui ( menangis ) mintalah ibu
menyusui bayinya setiap 2-3 jam
5.
Berikan kolostrum dan ASI,
6.
Ibu dan keluarganya perlu
mengetahui bahwa kolostrum :
·
Menjaga kesehatan bayi dan
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit
·
Membantu bayi mengeluarkan
mekonium sehingga mencega ikterius
·
Makanan satu-satunya yang
diperlukan bayi sebelum ASI di hasilkan
7.
Hindari susu botol dan dot,
pemakaian keduanya dapat menyebabkan bayi tidak mau mengisap puting susu ibu
dengan baik
Syarat-syarat rawat gabung
1.
Bayi lahir dengan spontan, baik
presentasi kepala dan bokong,
2.
Jika bayi lahir dengan tindakan
maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat,refleksi hidup,
tidak ada tanda-tanda infeksi dan sebagainya,
3.
Bayi lahir dengan SC dengan
anastesi umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh ( bayi
tidak ngantuk ) misalnya 4-6 jam setelah operasi,
4.
Bayi tidak asfeksia setelah 5
menit pertama ( nilai APGAR 7 ),
5.
Umur kehamilan 37 minggu atau
lebih,
6.
Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih,
7.
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
intrapartum,
8.
Bayi dan ibu sehat.
Kontra indikasi rawat gabung
1.
Rawat gabung tidak dianjurkan pada
keadaan :
a.
Ibu dengan penyakit jantung
derajat III tidak diperbolehkan menyusui
b.
Pasca preekslamsi, kesadaran ibu
belum pulh benar,
c.
Penyakit infeksi akut dan aktif,
bahaya penularan pada bayi dikhawatirkan, TBC paru yang aktif dan terbuka
merupakan kontra indikasi mutlak, hepatitis, HIV, sito megalovirus , herpes dan
simplek,
d.
Karsinoma payudara , pasien dengan
karsinoma payudara harus dicegah jangan sampai ASI nya keluar karena
mempersulit penilaian penyakitnya, Apabial menyusui ditakutkan adanya sel-sel
karsinoma yang terminum si bayi,
e.
Psikosis , ibu dengan gangguan
kejiwaan tidak dapat dicegah , meskipun ibu sangat sayang kepada bayinya,
tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayi.
2.
Pada bayi
a.
Bayi kejang, kejang-kejang pada
bayi karena cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan untuk menyusui,
ada bahaya aspirasi bila kejang timbul saat bayi menyusui. Keadaan bayi yang
menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusui,
b.
Bayi yang sakit berat, bayi dengan
penyakit jantung berat atau paru- paru atau penyakit lain yang memerlukan
perawatan yang intensif tentu tidak mungkin menyusu dan dirawat gabung,
c.
Bayi yang memerlukan observasi
atau terapi khusus . Selama observasi rawat abung tak dapat dilaksanakan,
setelah keadaan membaik tentu dapat dirawat gabung, ini yang disebut rawat
gabung yang tidak langsung,
d.
Very low birth weight ( berat
badan lahir sangat rendah ) refleks mengisap dan refleks lain pada VLBW belum
baik sehingga tidak mungkin menyusu dan di rawat gabung,
e.
Cacat bawaan, diperlukan persiapan
mental si ibu untuk menerima keadaan bahwa bayinya cacat. Cacat bawaan yang
mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi mutlak. Cacat ringan seperti
Labioskhisis, palatoskhisis bahkan labiognatopalatoskhisis masih mungkin untuk
menyusui,
f.
Kelainan metabolik dimana bayi
tidak dapat menerima ASI
Kesulitan rawat gabung
1.
Kasus tidak terdaftar belum
memperoleh penyuluhan sehingga masih takut untuk menerima rawat gabung
2.
Kekurangan tenaga pelaksana untuk
penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencapai tujuan maksimal
3.
Secara terpaksa masih digunakan susu
formula untuk keadaan dimana ASI sangat sedikit, tingkat kesadaran ibu belum
pulih benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar