Rabu, 22 Oktober 2014

Konsep Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita


Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
A.    Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
Proses Adaptasi fisiologi yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga Kesehatan khususnya bidan, yang bertanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, saat lahir, bayi baru lahir harus beradapatasi dengan keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim, kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir disebut juga “ Homeostasis”
Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas dan status gizi. Kemampuan Homeostasis pada neonatus kurang bulan tergantung masa gestasi. Matriks otak belum sempurna sehingga mudah terjadi perdarahan intrakranial.
1.     Adaptasi sistem pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan intra uteri ke lingkungan eksra uterin. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas dan menunjukkan gerakan bernafas sepanjang TM II dan TM III cairan yang mengisi mulut dan trachea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trachea. Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam waktu 30 Menit pertama sesudah bayi lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan dengan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya belum teratur. Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis. Dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerob.
Proses Pernafasan Pertama
Nafas aktif pertama merangkai peristiwa-peristiwa tanpa gangguan yang membantu sirkulasi perubahan janin menjadi sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dan cairan menetapkan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru pada bayi baru lahir, dan mengurangi tekanan arteri pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan mulut, banyak bayi baru lahir megap-megap dan bahkan menangis saat itu, oleh karena itu pengisapan mulut dan hidung dengan sebuah suction dari karet tidak diperlukan. Alat penghisap baru digunakan apabila usaha nafas bayi baru lahir ber kurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan nafas. Stimulasi fisik yang perlu dilakukan untuk membantu proses pernafasan awal adalah dengan melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung bayi, mengeringkan badan bayi dan menjentikkan dengan lembut telapak kaki bayi. Jangan lakukan stimulasi fisik yang berlebihan pada bayi baru lahir.
2.     Adaptasi sistem sirkulasi peredaran darah
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan ini meniadakan suplay oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama. Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen keseluruh jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan di luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar yaitu :
a.      Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b.     Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan oarta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.


Dua peristiwa yang merubah sistem pembuluh darah :
a)     Pada saat tali pusat di potong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena bekurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut.hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
b)     Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sestem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi keparu-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foraman kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Dalam beberapa saat, perubahan yang luar biasa terjadi dalam jantung dan sirkulasi darah bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini tidak selesai secara anatomis dalam beberapa minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi setelah bayi baru lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami bahwa perubahan sirkulasi janin kesirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernafasan dan oksigen yang adekuat.
3.     Adaptasi suhu
Bayi baru lahir memiliki kecenderung menjadi cepat stres karena perubahan lingkungan dan bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang cenderung dingin diluar. Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas dari bayi baru lahir kelingkungannya, yaitu
1)     Konduksi, panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda disekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
2)     Konveksi, panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak. Contohnya : membiarkan bayi terlentang di ruang yang relatif dingin.
3)     Radiasi, panas dipancarkan dari tubuh bayi, keluar tubuhnya ke lingkunan yang lebih dingin. Contohnya : bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang.
4)     Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan kepada kecepatan dan kelembaban udara. Contohnya : bayi baru lahir yang tidak dikeringkan dari cairan amonium.
Untuk itu seorang bidan harus melakukan pencegahan kehilangan panas dengan segera mengeringkan badan bayi dari cairan amnion, menyelimuti bayi, menempatkan bayi pada tempat yang hangat dan jangan menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa bayi.
Mekanisme Penggunaan Lemak Coklat
Sumber termoregulasi yang digunakan bayi baru lahir adalah dengan penggunakan lemak coklat, lemak coklat berada di daerah inerskapula,disekitar leher, aksila, sekitar masuk toraks, disepanjang kolumna vertebralis dan sekitar ginjal.
Panas yang dihasilkan dari aktifitas lipid dalam lemak coklat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas hingga 100 %. Cadangan lemak coklat lebih banyak terdapat pada bayi baru lahir cukup bulan di banding dengan bayi lahir prematur, sehingga badan harus lebih menjaga sistem termoregulasi terutama pada bayi baru lahir prematur.lemak coklat tidak dapat di produksi kembali oleh bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin
4.     Perubahan sistem pencernaan
Pada sat janin masih dalam kandungan melakukan kebiatan menghisap dan menekan pada usia kehamilan aterm sedangkan refleks gumoh dan batuk baru terbentuk pada saat persalinan. Reflek menghisap dan menelan ASI sudah dapat dilakukan bayi saat bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusu. Reflek ini terjadi akibat adanya sentuhan pada langit-langit mulut bayi yang memicu bayi untuk menghisap serta adanya kerja peristaltik lidah dan rahang yang memeras air susu dan payudara ke kerongkongan bayi sehingga memicu refleks menelan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan menelan dan mencerna makanan selain ASI masih terbatas. Kemampuan sistem pencernaan untuk mencerna protein, lemak dan karbohidrat belum efektif. Hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna , sehingga sering menimbulkan terjadinya gumoh pada bayi baru lahir, apabila mendapatkan ASI yang terlalu banyak, lebih dari kapasitas lambung.

5.     Perubahan sistem imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imun yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi :
a.      Perlindungan oleh kulit membran mukosa,
b.     Fungsi saringan saluran nafas
c.      Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,
d.     Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung,
Bayi memiliki immunoglobulin ( lg ) guna meningkatkan sistem imunitas yang disekresi oleh limfosit dan sel-sel plasma.
Berikut antibodi yang di dapat bayi baru lahir :
1)     Immunoglobulin C ( lg C )
lg C didapat bayi sejak dalam kandungan melalui plasenta dari ibunya. Bayi kurang bulan mendapatkan lg C lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan, sehingga bayi kurang bulan lebih rentan terhadap infeksi.bayi mendapatkan imunitas dari ibunya ( imunitas pasif ) dalam jumlah yang bervariasi dan akan hilang sampai usia 4 bulan sesuai dengan banyaknya kuantitas lg C yang diterimanya. Komponen fungsional yang terkandung dalam lg C ialah zat anti yang terutama terbentuk pada respon umum sekunder, dan merupakan anti bakteri, anti virus dan anti jamur. Setelah lahir, bayi akan membentuk sendiri immunoglobulin C
Berikut ini adalah antibodi lg C :
·       Virus : rubella, measles, mumps, Variola, dan Poliomeilitis
·       Bakteri : Dipteri, tetanus, dan anti bodi staphilococcus

2)     Immunoglobulin M ( lg M )
(lg M) tidak mampu melewati plasenta karena memiliki berat molekul yang lebih besar di bandingkan lg C. Bayi akan membentuk sendiri (lg M) segera setela lahir (imunitas aktif) Komponen fungsionalnya terbentuk pada respon imun primer, biasanya berhubungan dengan reaksi aglutinasi dan fiksasi komplemen.
Namun (lg M) dapat di temukan pada tali pusat bila ibu mengalami infeksi selama kehamilannya, lg M kemudian di bentuk oleh sistem imun janin, sehingga bila pada tali pusat terdapat lg M menandakan bahwa janin mendapatkan infeksi selama kehamilan, seperti TORCH yaitu : Toxoplasmosisi, others (Sipilis), rubella, Cytomegalic, dan herpes.
3)     Immunoglobulin A (lg A)
Dalam beberapa minggu setelah bayi lahir, bayi akan memproduksi lg A (imunitas aktif). lg A tidak dapat di transferkan dari ibu ke janin. Terbentuknya lg A pada rangsangan terhadap selaput lendir dan berperan dalam kekebalan terhadap infeksi dalam aliran darah, sekresi saluran pernafasan dan pencernaan akibat melawan beberapa virus yang menyerang daerah tersebut seperti Poliomeilitis dan E. Coli.
B.    Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sebagai berikut :
1.     Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi,
2.     Memakai sarung tangan bersih saat melayani bayi yang belum dimandikan,
3.     Memastikan semua peralatan telah disterilkan,
4.     Memastikan semua perlenkapan bayi dalam keadaan bersih,
5.     Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
6.     Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payu dara,
7.     Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat dan sabun setiap hari,
8.     Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi.
Upaya lain untuk mencegah infeksi sebagai berikut:
1.     Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus, dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain : kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk.
2.     Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI.
3.     Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata.
4.     Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara bertahap.
Tanda bahaya bayi dengan satu atau lebih tanda berikut ini perlu di rujuk ke dokter
1.     Sulit menyusui
2.     Litargi (tidur terus sehingga tidak menyusu)
3.     Demam atau hipotermia
4.     Tidak BAB selama 3 hari (kemungkinan anus tidak mempunyai lobang)
5.     Sianosis pada kulit atau bibir
6.     Ikterus berat
7.     Muntah terus menerus
8.     Muntah dan perut membesar
9.     Kesulitan bernafas
10.  Perilaku tangis yang tidak normal
11.  Mata bengkak dan bernanah/ berair
12.  Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lendir/darah  
C.    Rawat Gabung
Rawat gabung atau rooming-in ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak sesegera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal baru, di Indonesia persalinan 80% terjadi dirumah dan bayinya langsung dirawat gabung.
Setelah proses persalinan bayi harus sesegera diserahkan kepada ibunya dan melakukan kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi atau melakukan inisiasi menyusu dini sedikitnya 1 jam setelah persalinan sampai bayi menyusui.
Setelah itu bidan akan melakukan perawatan pada bayi baru lahir, kemudian diberikan kembali kepada ibunya untuk dilakukan rawat gabung. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi baru lahir tidak dipisahkan dari ibunya, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama 24 jam penuh sehari, hal ini bertujuan untuk memudahkan ibu dalam pemberian ASI dan ibu dapat merawat bayinya.
Tujuan rawat gabung:
1.     Memberikan bantuan emosional
a.      Ibu dapat memberikan kasih sayang kepada bayinya,
b.     Ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengetahuan dalam merawat bayinya,
2.     Penggunaan ASI
a.      Agar dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ ASI
b.     Produk ASI akan semakin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin.
3.     Pencegahan infeksi, mencegah terjadinya infeksi silang
4.     Pendidikan kesehatan, dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu.
5.     Memberikan stimulasi mental dan tumbuh kembang pada bayi.
Pelaksanaan rawat gabung
1.     Di poliklinik kebidanan
a.      Penyuluhan tentang ASI
b.     Perawatan payudara dan perawaran bayi
c.      Tata cara pelaksanaan rawat gabung
d.     Melayani konsultasi masalah ibu dan anak
2.     Kamar persilinan
a.      Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai rumah sakit syang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik,
b.     Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di rumah sakit dimana ibu akan melahirkan. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar poster, brosur dsb, untuk membantu konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdpt botol susu, kempengan, apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
3.     Kamar bersalin
a.      Di ruangan ini dapat dipasang poster tentang menyusui yang baik dan benar, serta menyusui sesegara lahir,
b.     Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan, rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitoksin untuk segera memproduksi ASI.
4.     Kamar perawatan
a.      Bayi diletakkan dekat ibunya
b.     Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
c.      Ibu di bantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara,
d.     Mencatat keadaan bayi sehari-hari,
e.      KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, imunisasi, dan penanggulangan diare,
f.      Jika bayi sakit pindahkan keruang khusus.
Cara menyusui bayi baru lahir dengan benar
1.     Berikan bayi kepada ibu ketika akan disusui, sebaiknya sesegera mungkin dalam jam pertama setelah lahir. Hal ini dilakukan setelah bayi telah diberikan obat mata profilaksis, usahakan agar bayi tetap hangat dengan menempelkan tubuh bayi pada tubuh ibu, kemudian tubuh bayi dan ibu ditutup dengan kain kering,
2.     Bantulah ibu pada saat menyusui yang pertama kali, pastikan bahwa puting susu ibu berada dalam mulut bayi. Lengan ibu perlu menyangga dengan baik ,tanda bayi dalam posisi yang paling tepat untuk menyusui,
·       Tubuhnya dekat /kontak dan menghadap ke ibu
·       Mulut dan dagu bayi dekat dengan payudara ibu
·       Areola hampir semua tertutup mulut bayi
·       Bayi mengisap dengan teratur,lambat tetapi dalam,
·       Bayi tampak santai dan tenang
·       Ibu tidak merasakan nyeri pada putingnya
3.     Bayi hendaknya tidur disamping ibu,
4.     Berikan ASI sesering mungkin, biasanya bayi baru lahir ingi menyusu setiap 2-3 jam ( paling sedikit 10-12 kali dalam 12 jam ).bila bayi tidak meminta disusui ( menangis ) mintalah ibu menyusui bayinya setiap 2-3 jam
5.     Berikan kolostrum dan ASI,
6.     Ibu dan keluarganya perlu mengetahui bahwa kolostrum :
·       Menjaga kesehatan bayi dan menimbulkan kekebalan terhadap penyakit
·       Membantu bayi mengeluarkan mekonium sehingga mencega ikterius
·       Makanan satu-satunya yang diperlukan bayi sebelum ASI di hasilkan
7.     Hindari susu botol dan dot, pemakaian keduanya dapat menyebabkan bayi tidak mau mengisap puting susu ibu dengan baik
Syarat-syarat rawat gabung
1.     Bayi lahir dengan spontan, baik presentasi kepala dan bokong,
2.     Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat,refleksi hidup, tidak ada tanda-tanda infeksi dan sebagainya,
3.     Bayi lahir dengan SC dengan anastesi umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh ( bayi tidak ngantuk ) misalnya 4-6 jam setelah operasi,
4.     Bayi tidak asfeksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR 7 ),
5.     Umur kehamilan 37 minggu atau lebih,
6.     Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih,
7.     Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum,
8.     Bayi dan ibu sehat.
Kontra indikasi rawat gabung
1.     Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
a.      Ibu dengan penyakit jantung derajat III tidak diperbolehkan menyusui
b.     Pasca preekslamsi, kesadaran ibu belum pulh benar,
c.      Penyakit infeksi akut dan aktif, bahaya penularan pada bayi dikhawatirkan, TBC paru yang aktif dan terbuka merupakan kontra indikasi mutlak, hepatitis, HIV, sito megalovirus , herpes dan simplek,
d.     Karsinoma payudara , pasien dengan karsinoma payudara harus dicegah jangan sampai ASI nya keluar karena mempersulit penilaian penyakitnya, Apabial menyusui ditakutkan adanya sel-sel karsinoma yang terminum si bayi,
e.      Psikosis , ibu dengan gangguan kejiwaan tidak dapat dicegah , meskipun ibu sangat sayang kepada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayi.

2.     Pada bayi
a.      Bayi kejang, kejang-kejang pada bayi karena cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan untuk menyusui, ada bahaya aspirasi bila kejang timbul saat bayi menyusui. Keadaan bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusui,
b.     Bayi yang sakit berat, bayi dengan penyakit jantung berat atau paru- paru atau penyakit lain yang memerlukan perawatan yang intensif tentu tidak mungkin menyusu dan dirawat gabung,
c.      Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus . Selama observasi rawat abung tak dapat dilaksanakan, setelah keadaan membaik tentu dapat dirawat gabung, ini yang disebut rawat gabung yang tidak langsung,
d.     Very low birth weight ( berat badan lahir sangat rendah ) refleks mengisap dan refleks lain pada VLBW belum baik sehingga tidak mungkin menyusu dan di rawat gabung,
e.      Cacat bawaan, diperlukan persiapan mental si ibu untuk menerima keadaan bahwa bayinya cacat. Cacat bawaan yang mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi mutlak. Cacat ringan seperti Labioskhisis, palatoskhisis bahkan labiognatopalatoskhisis masih mungkin untuk menyusui,
f.      Kelainan metabolik dimana bayi tidak dapat menerima ASI
Kesulitan rawat gabung
1.     Kasus tidak terdaftar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih takut untuk menerima rawat gabung
2.     Kekurangan tenaga pelaksana untuk penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencapai tujuan maksimal
3.     Secara terpaksa masih digunakan susu formula untuk keadaan dimana ASI sangat sedikit, tingkat kesadaran ibu belum pulih benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar