Rabu, 29 Oktober 2014

Happy Birthday My Hero

Ibu….
Dalam setiap hembusan nafasmu, engkau selalu memberikan kasih sayangmu untukku
Dalam setiap untaian doamu yang panjang, engkau selalu sisipkan nama anak-anakmu
Dalam setiap gerak tubuhmu, engkau selalu dekapkan tubuhmu yang hangat untukku
Dan dalam setiap butiran air matamu, engkau selalu bisikkan kata cintamu untukku
Ibu….
Engkaulah anugrah terindah yang pernah aku miliki sepanjang perjalanan kehidupan ini
Dalam setiap kesedihan yang pernah menderaku, engkau selalu berikan senyum keceriaan
Dalam setiap kesulitan yang aku alami, engkau selalu berikan solusi untuk menenangkan kalbu
Dalam setiap kegalauan yang selalu membuatku jatuh, engkau selalu hadir untuk menopang
raga ini agar tidak runtuh
Dan dalam setiap kepenatan yang aku rasa, engkau selalu memberikan pijatan lembut tanganmu

Ibu………
Engkau yang telah merawat dari dalam kandungan, melahirkan, sampai membesarkanku hingga sekarang
Engkau selalu membuang waktumu hanya untuk membesarkanku tanpa kenal lelah
Engkau selalu buat kasih sayang itu menjadi kebiasaan yang sering aku lupakan
Engkau selalu memberi apapun yang aku butuhkan tanpa pernah sedikitpun aku meminta
Engkau selalu menyiram kasih sayangmu dalam setiap detik, menit hingga tahun yang berlalu
Dari atas langit yang tidak terbatas dan dari tepian laut yang tidak berujung
Kau selalu topangkan kasih sayangmu tanpa merasa lelah hingga memutih seluruh rambutmu

Ibu….
Tepat di hari ini usiamu bertambah
Keriput diwajahmu tak pernah memudarkan kecantikan jiwamu
Penyakit yang telah menggerogoti tubuhmu tak pernah menyusutkan semangat kehidupanmu
Uban yang mulai tumbuh di rambutmu tak pernah membuat engkau kehilangan aura kasihmu
Ya Allah ……
Rendahkanlah suaraku bagi ibu yang telah merawat dan membesarkanku dengan tulus ikhlas
Perindahlah ucapanku di depannya
Lunakkanlah watakku dan lembutkanlah hatiku untuk beliau

Ya Allah……
Berilah balasan yang sebaik-baiknya atas setiap didikan yang beliau berikan untukku
Berikanlah pula pahala yang besar atas kasih sayang yang selalu beliau limpahkan
Dan peliharalah beliau sampai usia senjanya sebagaimana beliau memeliharaku dulu

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah beliau rasakan atas kesusahaan yang beliau derita karena aku, jadikanlah itu semua penyebab susutnya dosa-dosa beliau dan bertambahnya pahala beliau, ampunilah semua kesahan di masa lalunya.
 
Ya Allah…
Panjangkanlah usia beliau hingga aku dapat memberikan segenap kebahagian untuknya
Berikanlah aku kemampuan agar aku terus dapat menjaganya sampai di
hari tuanya.

Selamat ulang tahun mamah, kasihmu tiada pernah terbalas
Apapun yang terjadi aku akan selalu mencintaimu
Hanya untaian doa yang dapat anakmu panjatkan untukmu mamah……

Rabu, 22 Oktober 2014

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui

Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana hamil. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan adalah masa di mana organ tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat ini dapat menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur. Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.
Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun meningkat drastis, hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali volume darah normal. Ini menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber kalori (Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi jani dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin.
Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi baik. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil di indonesia menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan 51 % menderita anemia, dan ini menyebabkan kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan. Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan untuk trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti, penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III tambahan energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun demikian dalam kondisi hamil asupan lemak juga harus dibatasi karena kandungan kalorinya yang tinggi.
Protein
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).
Asam Folat
Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. Selain itu folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.

Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum tulang belakang.

Di Jakarta, tiga dari lima atau 60 % wanita usia subur memiliki kadar folat kurang dari kadar folat ideal. Kekurangan folat dapat terjadi karena intake makanan berkurang, gangguan absorbsi pada pencernaan, alkoholis, pengaruh obat, atau kebutuhan internal yang meningkat karena pertumbuhan sel yang cepat misalnya pada kehamilan, ibu menyusui, anemia hemolitik dan leukimia. Kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya resiko anemia, keguguran, neural tube defect. Pada janin kekurangan asam folat akan meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir dengan cacat bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang, down’s syndrome, bibir sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya plasenta sebelum waktunya.

Zat Besi
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.
Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.

Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal, kebutuhan kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.


Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi;
Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil
Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk pertumbuhan otak.
Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan immunoglobulin, yang merupakan pertahan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahan tubuh non spesifik. Dengan mengikat besi, laktoferin telah berperan menghambat pertumbuhan bacteri staphylococcus dan E. Coli yang memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga menghambat pertumbuhan jamur candida.
Selain itu, Lactobacillus bifidus di dalam ASI berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluaran pencernaan menjadi asam sehingga menghambat pertumbuhan microorganisme, seperti E. Coli, shigella dan jamur. 

Sumber: www.pramita.co.id/index.php/19-artikel/bulletin/49-kebutuhan-gizi-pada-ibu-hamil-dan-menyusui

Kebutuhan Ibu Hamil Tiap Trimester

Kebutuhan Ibu Hamil tiap trimester
a.   Kebutuhan ibu hamil trimester I
1). Diet dalam kehamilan
            Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.
2). Pergerakan dan gerakan badan
            Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
3). Hygiene dalam kehamilan
            Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi kemungkinan infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk menjamin pencernaan yang sempurna.
4). Koitus
            Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu plasenta telah terbentuk.
5). Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2.
b.   Kebutuhan ibu hamil trimester II
1).  Pakaian dalam kehamilan
            Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.
2). Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.
3). Ibu diberi imunisasi TT3.
c.  Kebutuhan ibu hamil trimester III
      1). Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat
a)      Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.
b)      Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :
-       Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut.
-       Mempersiapkan donor darah.
-       Mengadakan persiapan financial.
-       Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat.
      2). Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
a)      Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b)      Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik.
c)      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/kebutuhan-ibu-hamil-tiap-trimester.html#ixzz3GwQ9GzqV

Konsep Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita


Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
A.    Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
Proses Adaptasi fisiologi yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga Kesehatan khususnya bidan, yang bertanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, saat lahir, bayi baru lahir harus beradapatasi dengan keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim, kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir disebut juga “ Homeostasis”
Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas dan status gizi. Kemampuan Homeostasis pada neonatus kurang bulan tergantung masa gestasi. Matriks otak belum sempurna sehingga mudah terjadi perdarahan intrakranial.
1.     Adaptasi sistem pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan intra uteri ke lingkungan eksra uterin. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas dan menunjukkan gerakan bernafas sepanjang TM II dan TM III cairan yang mengisi mulut dan trachea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trachea. Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam waktu 30 Menit pertama sesudah bayi lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan dengan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya belum teratur. Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis. Dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerob.
Proses Pernafasan Pertama
Nafas aktif pertama merangkai peristiwa-peristiwa tanpa gangguan yang membantu sirkulasi perubahan janin menjadi sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dan cairan menetapkan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru pada bayi baru lahir, dan mengurangi tekanan arteri pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan mulut, banyak bayi baru lahir megap-megap dan bahkan menangis saat itu, oleh karena itu pengisapan mulut dan hidung dengan sebuah suction dari karet tidak diperlukan. Alat penghisap baru digunakan apabila usaha nafas bayi baru lahir ber kurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan nafas. Stimulasi fisik yang perlu dilakukan untuk membantu proses pernafasan awal adalah dengan melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung bayi, mengeringkan badan bayi dan menjentikkan dengan lembut telapak kaki bayi. Jangan lakukan stimulasi fisik yang berlebihan pada bayi baru lahir.
2.     Adaptasi sistem sirkulasi peredaran darah
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan ini meniadakan suplay oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama. Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen keseluruh jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan di luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar yaitu :
a.      Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b.     Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan oarta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.


Dua peristiwa yang merubah sistem pembuluh darah :
a)     Pada saat tali pusat di potong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena bekurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut.hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
b)     Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sestem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi keparu-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foraman kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Dalam beberapa saat, perubahan yang luar biasa terjadi dalam jantung dan sirkulasi darah bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini tidak selesai secara anatomis dalam beberapa minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi setelah bayi baru lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami bahwa perubahan sirkulasi janin kesirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernafasan dan oksigen yang adekuat.
3.     Adaptasi suhu
Bayi baru lahir memiliki kecenderung menjadi cepat stres karena perubahan lingkungan dan bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang cenderung dingin diluar. Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas dari bayi baru lahir kelingkungannya, yaitu
1)     Konduksi, panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda disekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
2)     Konveksi, panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak. Contohnya : membiarkan bayi terlentang di ruang yang relatif dingin.
3)     Radiasi, panas dipancarkan dari tubuh bayi, keluar tubuhnya ke lingkunan yang lebih dingin. Contohnya : bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang.
4)     Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan kepada kecepatan dan kelembaban udara. Contohnya : bayi baru lahir yang tidak dikeringkan dari cairan amonium.
Untuk itu seorang bidan harus melakukan pencegahan kehilangan panas dengan segera mengeringkan badan bayi dari cairan amnion, menyelimuti bayi, menempatkan bayi pada tempat yang hangat dan jangan menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa bayi.
Mekanisme Penggunaan Lemak Coklat
Sumber termoregulasi yang digunakan bayi baru lahir adalah dengan penggunakan lemak coklat, lemak coklat berada di daerah inerskapula,disekitar leher, aksila, sekitar masuk toraks, disepanjang kolumna vertebralis dan sekitar ginjal.
Panas yang dihasilkan dari aktifitas lipid dalam lemak coklat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas hingga 100 %. Cadangan lemak coklat lebih banyak terdapat pada bayi baru lahir cukup bulan di banding dengan bayi lahir prematur, sehingga badan harus lebih menjaga sistem termoregulasi terutama pada bayi baru lahir prematur.lemak coklat tidak dapat di produksi kembali oleh bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin
4.     Perubahan sistem pencernaan
Pada sat janin masih dalam kandungan melakukan kebiatan menghisap dan menekan pada usia kehamilan aterm sedangkan refleks gumoh dan batuk baru terbentuk pada saat persalinan. Reflek menghisap dan menelan ASI sudah dapat dilakukan bayi saat bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusu. Reflek ini terjadi akibat adanya sentuhan pada langit-langit mulut bayi yang memicu bayi untuk menghisap serta adanya kerja peristaltik lidah dan rahang yang memeras air susu dan payudara ke kerongkongan bayi sehingga memicu refleks menelan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan menelan dan mencerna makanan selain ASI masih terbatas. Kemampuan sistem pencernaan untuk mencerna protein, lemak dan karbohidrat belum efektif. Hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna , sehingga sering menimbulkan terjadinya gumoh pada bayi baru lahir, apabila mendapatkan ASI yang terlalu banyak, lebih dari kapasitas lambung.

5.     Perubahan sistem imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imun yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi :
a.      Perlindungan oleh kulit membran mukosa,
b.     Fungsi saringan saluran nafas
c.      Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,
d.     Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung,
Bayi memiliki immunoglobulin ( lg ) guna meningkatkan sistem imunitas yang disekresi oleh limfosit dan sel-sel plasma.
Berikut antibodi yang di dapat bayi baru lahir :
1)     Immunoglobulin C ( lg C )
lg C didapat bayi sejak dalam kandungan melalui plasenta dari ibunya. Bayi kurang bulan mendapatkan lg C lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan, sehingga bayi kurang bulan lebih rentan terhadap infeksi.bayi mendapatkan imunitas dari ibunya ( imunitas pasif ) dalam jumlah yang bervariasi dan akan hilang sampai usia 4 bulan sesuai dengan banyaknya kuantitas lg C yang diterimanya. Komponen fungsional yang terkandung dalam lg C ialah zat anti yang terutama terbentuk pada respon umum sekunder, dan merupakan anti bakteri, anti virus dan anti jamur. Setelah lahir, bayi akan membentuk sendiri immunoglobulin C
Berikut ini adalah antibodi lg C :
·       Virus : rubella, measles, mumps, Variola, dan Poliomeilitis
·       Bakteri : Dipteri, tetanus, dan anti bodi staphilococcus

2)     Immunoglobulin M ( lg M )
(lg M) tidak mampu melewati plasenta karena memiliki berat molekul yang lebih besar di bandingkan lg C. Bayi akan membentuk sendiri (lg M) segera setela lahir (imunitas aktif) Komponen fungsionalnya terbentuk pada respon imun primer, biasanya berhubungan dengan reaksi aglutinasi dan fiksasi komplemen.
Namun (lg M) dapat di temukan pada tali pusat bila ibu mengalami infeksi selama kehamilannya, lg M kemudian di bentuk oleh sistem imun janin, sehingga bila pada tali pusat terdapat lg M menandakan bahwa janin mendapatkan infeksi selama kehamilan, seperti TORCH yaitu : Toxoplasmosisi, others (Sipilis), rubella, Cytomegalic, dan herpes.
3)     Immunoglobulin A (lg A)
Dalam beberapa minggu setelah bayi lahir, bayi akan memproduksi lg A (imunitas aktif). lg A tidak dapat di transferkan dari ibu ke janin. Terbentuknya lg A pada rangsangan terhadap selaput lendir dan berperan dalam kekebalan terhadap infeksi dalam aliran darah, sekresi saluran pernafasan dan pencernaan akibat melawan beberapa virus yang menyerang daerah tersebut seperti Poliomeilitis dan E. Coli.
B.    Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sebagai berikut :
1.     Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi,
2.     Memakai sarung tangan bersih saat melayani bayi yang belum dimandikan,
3.     Memastikan semua peralatan telah disterilkan,
4.     Memastikan semua perlenkapan bayi dalam keadaan bersih,
5.     Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
6.     Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payu dara,
7.     Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat dan sabun setiap hari,
8.     Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi.
Upaya lain untuk mencegah infeksi sebagai berikut:
1.     Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus, dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain : kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk.
2.     Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI.
3.     Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata.
4.     Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara bertahap.
Tanda bahaya bayi dengan satu atau lebih tanda berikut ini perlu di rujuk ke dokter
1.     Sulit menyusui
2.     Litargi (tidur terus sehingga tidak menyusu)
3.     Demam atau hipotermia
4.     Tidak BAB selama 3 hari (kemungkinan anus tidak mempunyai lobang)
5.     Sianosis pada kulit atau bibir
6.     Ikterus berat
7.     Muntah terus menerus
8.     Muntah dan perut membesar
9.     Kesulitan bernafas
10.  Perilaku tangis yang tidak normal
11.  Mata bengkak dan bernanah/ berair
12.  Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lendir/darah  
C.    Rawat Gabung
Rawat gabung atau rooming-in ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak sesegera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal baru, di Indonesia persalinan 80% terjadi dirumah dan bayinya langsung dirawat gabung.
Setelah proses persalinan bayi harus sesegera diserahkan kepada ibunya dan melakukan kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi atau melakukan inisiasi menyusu dini sedikitnya 1 jam setelah persalinan sampai bayi menyusui.
Setelah itu bidan akan melakukan perawatan pada bayi baru lahir, kemudian diberikan kembali kepada ibunya untuk dilakukan rawat gabung. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi baru lahir tidak dipisahkan dari ibunya, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama 24 jam penuh sehari, hal ini bertujuan untuk memudahkan ibu dalam pemberian ASI dan ibu dapat merawat bayinya.
Tujuan rawat gabung:
1.     Memberikan bantuan emosional
a.      Ibu dapat memberikan kasih sayang kepada bayinya,
b.     Ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengetahuan dalam merawat bayinya,
2.     Penggunaan ASI
a.      Agar dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ ASI
b.     Produk ASI akan semakin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin.
3.     Pencegahan infeksi, mencegah terjadinya infeksi silang
4.     Pendidikan kesehatan, dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu.
5.     Memberikan stimulasi mental dan tumbuh kembang pada bayi.
Pelaksanaan rawat gabung
1.     Di poliklinik kebidanan
a.      Penyuluhan tentang ASI
b.     Perawatan payudara dan perawaran bayi
c.      Tata cara pelaksanaan rawat gabung
d.     Melayani konsultasi masalah ibu dan anak
2.     Kamar persilinan
a.      Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai rumah sakit syang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik,
b.     Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di rumah sakit dimana ibu akan melahirkan. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar poster, brosur dsb, untuk membantu konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdpt botol susu, kempengan, apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
3.     Kamar bersalin
a.      Di ruangan ini dapat dipasang poster tentang menyusui yang baik dan benar, serta menyusui sesegara lahir,
b.     Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan, rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitoksin untuk segera memproduksi ASI.
4.     Kamar perawatan
a.      Bayi diletakkan dekat ibunya
b.     Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
c.      Ibu di bantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara,
d.     Mencatat keadaan bayi sehari-hari,
e.      KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, imunisasi, dan penanggulangan diare,
f.      Jika bayi sakit pindahkan keruang khusus.
Cara menyusui bayi baru lahir dengan benar
1.     Berikan bayi kepada ibu ketika akan disusui, sebaiknya sesegera mungkin dalam jam pertama setelah lahir. Hal ini dilakukan setelah bayi telah diberikan obat mata profilaksis, usahakan agar bayi tetap hangat dengan menempelkan tubuh bayi pada tubuh ibu, kemudian tubuh bayi dan ibu ditutup dengan kain kering,
2.     Bantulah ibu pada saat menyusui yang pertama kali, pastikan bahwa puting susu ibu berada dalam mulut bayi. Lengan ibu perlu menyangga dengan baik ,tanda bayi dalam posisi yang paling tepat untuk menyusui,
·       Tubuhnya dekat /kontak dan menghadap ke ibu
·       Mulut dan dagu bayi dekat dengan payudara ibu
·       Areola hampir semua tertutup mulut bayi
·       Bayi mengisap dengan teratur,lambat tetapi dalam,
·       Bayi tampak santai dan tenang
·       Ibu tidak merasakan nyeri pada putingnya
3.     Bayi hendaknya tidur disamping ibu,
4.     Berikan ASI sesering mungkin, biasanya bayi baru lahir ingi menyusu setiap 2-3 jam ( paling sedikit 10-12 kali dalam 12 jam ).bila bayi tidak meminta disusui ( menangis ) mintalah ibu menyusui bayinya setiap 2-3 jam
5.     Berikan kolostrum dan ASI,
6.     Ibu dan keluarganya perlu mengetahui bahwa kolostrum :
·       Menjaga kesehatan bayi dan menimbulkan kekebalan terhadap penyakit
·       Membantu bayi mengeluarkan mekonium sehingga mencega ikterius
·       Makanan satu-satunya yang diperlukan bayi sebelum ASI di hasilkan
7.     Hindari susu botol dan dot, pemakaian keduanya dapat menyebabkan bayi tidak mau mengisap puting susu ibu dengan baik
Syarat-syarat rawat gabung
1.     Bayi lahir dengan spontan, baik presentasi kepala dan bokong,
2.     Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat,refleksi hidup, tidak ada tanda-tanda infeksi dan sebagainya,
3.     Bayi lahir dengan SC dengan anastesi umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh ( bayi tidak ngantuk ) misalnya 4-6 jam setelah operasi,
4.     Bayi tidak asfeksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR 7 ),
5.     Umur kehamilan 37 minggu atau lebih,
6.     Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih,
7.     Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum,
8.     Bayi dan ibu sehat.
Kontra indikasi rawat gabung
1.     Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
a.      Ibu dengan penyakit jantung derajat III tidak diperbolehkan menyusui
b.     Pasca preekslamsi, kesadaran ibu belum pulh benar,
c.      Penyakit infeksi akut dan aktif, bahaya penularan pada bayi dikhawatirkan, TBC paru yang aktif dan terbuka merupakan kontra indikasi mutlak, hepatitis, HIV, sito megalovirus , herpes dan simplek,
d.     Karsinoma payudara , pasien dengan karsinoma payudara harus dicegah jangan sampai ASI nya keluar karena mempersulit penilaian penyakitnya, Apabial menyusui ditakutkan adanya sel-sel karsinoma yang terminum si bayi,
e.      Psikosis , ibu dengan gangguan kejiwaan tidak dapat dicegah , meskipun ibu sangat sayang kepada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayi.

2.     Pada bayi
a.      Bayi kejang, kejang-kejang pada bayi karena cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan untuk menyusui, ada bahaya aspirasi bila kejang timbul saat bayi menyusui. Keadaan bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusui,
b.     Bayi yang sakit berat, bayi dengan penyakit jantung berat atau paru- paru atau penyakit lain yang memerlukan perawatan yang intensif tentu tidak mungkin menyusu dan dirawat gabung,
c.      Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus . Selama observasi rawat abung tak dapat dilaksanakan, setelah keadaan membaik tentu dapat dirawat gabung, ini yang disebut rawat gabung yang tidak langsung,
d.     Very low birth weight ( berat badan lahir sangat rendah ) refleks mengisap dan refleks lain pada VLBW belum baik sehingga tidak mungkin menyusu dan di rawat gabung,
e.      Cacat bawaan, diperlukan persiapan mental si ibu untuk menerima keadaan bahwa bayinya cacat. Cacat bawaan yang mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi mutlak. Cacat ringan seperti Labioskhisis, palatoskhisis bahkan labiognatopalatoskhisis masih mungkin untuk menyusui,
f.      Kelainan metabolik dimana bayi tidak dapat menerima ASI
Kesulitan rawat gabung
1.     Kasus tidak terdaftar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih takut untuk menerima rawat gabung
2.     Kekurangan tenaga pelaksana untuk penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencapai tujuan maksimal
3.     Secara terpaksa masih digunakan susu formula untuk keadaan dimana ASI sangat sedikit, tingkat kesadaran ibu belum pulih benar.